Ber-bisnis dengan Informasi

1 10 2007

Dewasa ini kebutuhan orang mencari informasi sudah seperti makan atau sarapan. Coba dengar pendapat dari abang becak yang mangkal di salah satu ruas jalan Bandung, wah sekarang yaa… banyak peristiwa. Jadi kita teh wajib baca koran. Saya kalo tidak baca koran sehari saja rasanya ada yang kurang. Ngga tau informasi dan ngga enak waktu ngobrol2 ma teman-teman.
Walau demikian, memiliki informasi yang jelas dan berharga, sangatlah sulit. Butuh suatu talenta tinggi yang dapat mengemas content informasi menjadi fulus.
Contohnya ada pameo umum : informasi tentang warna hijau dapat berarti uang, atau jalan terus.
Tetapi info seperti ini tidak menghasilkan keuntungan or benefit.
Bila warna hijau dikaitkan dengan ratu kidul, dikaitkan dengan warna kabel di sebuah bom, atau dikaitkan dengan warna celana dalam favorit seorang artis terkenal, maka “informasi”-nya menjadi sangat berharga. Padahal hal ini hanya membahas informasi tentang warna hijau saja. Sedangkan saat ini ada seabreg informasi di dunia, so bagaimana kalo kita ber-bisnis informasi?

Bill Gates dan Paul Allen memulai Microsoft HANYA dengan sebuah informasi lho. Yaitu sepotong parangaf dari sebuah majalah komputer yaitu Popular Electronic tahun 1975.
Kisahnya si Allen menyerahkan itu majalah ama mister Gates, “ni baca!” gitu kali bilangnya. Saat itu Bill Gates langsung membaca paragraf yang dimaksud. Dan langsung paham pada sebuah peluang bisnis yang belum ada sama sekali yaitu… juwalan software, karena saat itu baru muncul PC pertama kali di dunia yaitu Altair 8800. 
Jadi intinya, hanya dari 1 paragraf informasi di sebuah majalah saja Bill Gates dan Paul Allen dapat menjadi 2 manusia terkaya di dunia LHO! So bukannya kita juga pelahap informasi? Pagi hari nonton tipi, ditambah baca koran, siang nonton liputan dan berita or ngakses info di internet, sore ngobrol-ngobrol ma sohib di café, malem baca majalah yang tadi dibeli di toko bo-ok. Nah lho?! Berarti ada ratusan ato ribuan informasi yang masuk ke otak dong. Tapii kemana yaa larinya si informasi itu??
Mpe coba tanya aja ma penjaja koran di lampu merah, siapa pembeli terbanyak koran mereka? Ternyata sopir angkot! Hah!
Ada lagi lingkungan yang sangat membutuhkan dan mementingkan informasi layaknya tentara, sampe – sampe pake intelijen dan analis yang sangat canggih. Mereka adalah orang – orang bisnis terutama saham atou kerennya reksa dana.

Cerita kedua, hehe…
Pasti hanya sedikit sekali kita2 yang kenal Nathan Rothschild. Ia adalah salah satu pengembang sistem bisnis perbankan dan investasi terbesar di dunia. Keberhasilan dan keberuntungan perusahaan Rothschild dimulai dari informasi perang waterloo antara Wellington lawan Napoleon.
Nathan tahu bahwa peperangan ini merupakan hal terbesar yang mempengaruhi bursa saham Eropa saat itu. Hal ini dapat berakibat pada jatuhnya harga saham atau melonjak selangit. Para pialang saham dan bisnis-men seluruhnya panas dingin plus meriang (kaliii) nunggu hasil peperangan waterloo karena hal itu menentukan apakah Inggris atau Perancis yang akan menang. Tetapi Nathan yang memiliki jaringan intelijen top yang selalu mengamati kondisi lapangan, mengetahui lebih dulu hasilnya dibanding orang lain, dan melakukan tindakan nekat serta berani. Menjual saham perusahaan2 Inggris dengan menumpahkannya di lantai bursa. Akibatnya, semua orang disitu berasumsi Wellington kalah dari Napoleon, dan ikutan menjual saham yang dimiliki semurah mungkin untuk menghindari kerugian.
Setelah mengetahui saham yang bertumpuk, perusahaan Rothschild berani membeli semua saham yang tumpah ruah di lantai bursa itu. Barulah saat itu berita masuk yang berbunyi Wellington MENANG. Sehingga nilai saham yang dalam beberapa menit sebelumnya (katakan) 1 pound dapat meroket ke angka 10 – 20 pound. Bayangin kalo dikali 2 juta lembar saham?
Itulah inti dari bisnis informasi. Informasi tepat di tangan yang tepat, dengan metode tepat dan intuisi tepat, hasilnya …benefit. Mau belajar tentang hal ini? Asyik lho!
Nah, internet merupakan salah satu industri yang memiliki nyawa terletak pada informasi, sehingga orang – orang sering menyebutnya sebagai IT. Untuk itu, asyik kan kalo dapat info menarik dengan mudah dan… murah?! Yang paling sering dan umum adalah portal informasi. Dengan adanya portal informasi, maka kebutuhan informasi kita secara online menjadi lebih mudah dan sederhana.

Bayangin kalo kita harus nginep di sebuah kota, udah dateng pas weekend rata-rata hotel penuh, nah kita harus hunting satu – satu hotel. Dari rate hotel disesuaikan kantong, ketersediaan room, jauh nggaknya dari tempat kita, de el el. udah bea telpon, dan masih harus muter-muter tanya resepsionis hotel atu-atu, waaa… capek.!!! hasilnya??? bad mood. dari planning awal mo rekreasi, malah kere-aksi.

Selain itu sebuah informasi yang baik tentunya juga mengandung unsur terpenting… yaitu “up to date” or relevan. Jadi intinya, bisnis informasi tu kompleks, asyik, penuh tantangan, serta penuh peluang. Terutama di Indonesia yang sedang gencar – gencarnya mengembangkan teknologi serta infrastruktur informasi (online).